Teknologi dan Media untuk Generasi Millennial
Potongan kata tersebut
disampaikan oleh Ayu Kartika selaku HRD Manager dari Kompas. Saya dan
teman-teman berkesempatan ikut Seminar Kompas Saba Kampus yang diadakan oleh
PPKK UNAIR bekerjasama dengan Kompas pada hari Kamis, 4 Oktober 2018 di Aula
Kahuripan Rektorat UNAIR.
Jurusan IT vs Non IT
Dulu, orang yang akan
memasuki dunia kerja pasti ingin banget bisa masuk ke perusahaan multinasinal
yang bergerak di bidang perminyakan dan manufaktur, seperti Shell, Chevron, perusahaan
otomotif dll. Tetapi saat ini peta perusahaan telah berubah, banyak yang
berminat untuk masuk ke perusahaan teknologi seperti Apple, Microsoft, dan
Google.
Saat ini banyak
pekerjaan yang terancam hilang, hal itu disebabkan oleh adanya teknologi dan
robot yang menggantikan. Contoh paling mudah dalam bidang manufaktur seperti
perakitan mobil, dll. Pekerjaan tersebut mulai tidak membutuhkan manusia dalam
perakitannya, hanya membutuhkan beberapa orang untuk menjadi operator robot
perakit. Ada juga artificial intelligence yang semakin memudahkan manusia dalam
melakukan pekerjaan.
Materi ini disampaikan
oleh Mas Didit (https://www.linkedin.com/in/diditho/) selaku teknologi media manager di Kompas. Beliau memberikan
gambaran apa saja yang dibutuhkan untuk kalian para mahasiswa yang berada di
jurusan IT.
Yang pertama, mengenai
Operating System yang harus dikuasai. NIX atau Linux merupakan OS yang paling
berpeluang di era ini. Seperti yang telah kita ketahui, Linux mempunyai banyak
kelebihan di antaranya biaya operasional yang rendah,
dan kompatibilitas yang tinggi dibandingkan versi UNIX tak bebas, serta faktor keamanan dan
kestabilannya yang tinggi dibandingkan dengan sistem operasi lainnya.
Yang kedua tentang Bahasa pemograman, beliau menyarakan untuk kamu yang mau terjun di pekerjaan teknologi untuk mempelajari seluruh Bahasa pemrograman. Jangan hanya 2-3 atau Bahasa, kalau bisa semuanya, karena di dunia kerja kita dituntut untuk menghadapi banyak dengan keterampilan Bahasa yang berbeda-beda.
Red Ocean vs Blue
Ocean
Setelah memberi gambaran
tentang pentingnya peran teknologi di era ini, beliau memberikan pilihan untuk
para mahasiswa yang akan terjun di dunia kerja. Pilihannya adalah Red Ocean
atau Blue Ocean.
Mengapa ada Red and Blue Ocean adalah
bagaimana jika kamu bukan mahasiswa dari jurusan IT? Apakah kamu harus belajar IT
juga demi bisa mengikuti dunia kerja di era milenial ini?
Sebagai contoh ada marketplace Tokopedia
dan Bukalapak. Untuk red ocean sang owner harus memikirkan bagaimana
mengalahkan satu sama lain dengan cara yang semestinya. Yaitu dengan adu
resource, investasi, adu diskon, promo, dll. Cara tersebut adalah umum dan yang
semestinya dilakukan oleh perusahaan jika ingin mengalahkan pesaing di bidang
yang sama. Cara ini bisa sukses dan bisa juga sangat gagal, tergantung strategi
dari ownernya.
Sementara Blue ocean adalah strategi di mana pola pemikirannya didasarkan pada inovasi dan keluar dari kebiasaan yang rasional (Mauborgne, 2005). Di sini kita dituntut untuk menggunakan otak kanan dan berpikir out of the box. Beliau mencontohkan pentingnya kita untuk melakukan hal-hal yang diluar kebiasaan mahasiswa pada normalnya. Seperti mendaki gunung, traevelling, pacaran, bahkan bolos kuliah. Intinya pilihan ini biasanya diambil oleh mereka para mahasiswa yang pemikirannya aneh, dan tidak mengikuti arus yang ada.
Maka mana yang harus dipilih? Semua kembali kepada keinginan masing-masing kalian, mau mengikuti arus terjamin bisa sukses, atau berani mencoba dan gagal dengan menjadi orang yang aneh dan unik.
Pentingnya Personal Branding
Teknologi berkembang pesat bersamaan dengan
pemanfaatan media sosial. Media sosial menjadi dunia kedua setelah dunia nyata
untuk manusia di era ini. Kepribadian bukan menjadi hal sangat privasi di media
sosial saat ini. Para pengguna dengan senang dan mudahnya untuk mengunggah
aktivitas pribadinya ke media sosial untuk berbagi pengetahuan atau sekedar
untuk pamer. Lalu bagaimana pemanfaatan yang baik agar media sosial tidak
merugikan penggunanya?
Mas didit menyampaikan pentingnya personal branding atau self branding, mengenalkan diri kepada publik atas keahlian atau skill yang kita miliki. Beliau memberi contoh media Linkdin.com, salah satu media sosial yang mempunyai konsep unik, di mana sebagian besar penggunanya adalah profesional yang memiliki latar belakang bisnis. Layaknya sebuah identitas, LinkedIn kerap dijadikan media untuk memperkenalkan diri atau bisnis ke calon kolega atau perusahaan dengan tujuan yang beragam.
Simpelnya, gunakan media social untuk menujukkan kemampuanmu, jangan hanya pamer gaya hidupmu. Sebarkan kebaikan yang kamu miliki, jangan malah bangga dan keburukan dan ketidakjelasan yang kamu bagi.
Sekian, semoga
bermanfaat wassalam.
Comments
Post a Comment