Melestarikan Momen Kebersamaan Warga Universitas Airlangga

Momen kebersamaan bersama Pak Rektor

Universitas Airlangga merupakan salah satu kampus negeri di Surabaya yang mempunyai mahasiswa dari berbagai daerah di Indonesia, mulai dari Sabang sampai Merauke, bahkan ada mahasiswa dari luar negeri sebagai peserta program Amerta UNAIR.

UNAIR bisa dijadikan miniatur bangsa Indonesia dengan keberagamannya. Mulai dari bahasa, cara berbicara, budaya, makanan, sampai gaya berpakaian. Pemerintah Indonesia telah banyak menetapkan banyak program yang ditujukan untuk meningkatkan rasa kebhinekaan dan persatuan rakyat Indonesia. Salah satunya menetapkan hari-hari penting dan perintah untuk memperingatinya.

Begitupun dengan UNAIR yang selalu mengadakan Dies Natalis sebagai cara untuk menyatukan warga UNAIR maupun masyarakat sekitar. Selain acara yang bertemakan sosial, civitas akademika UNAIR juga semakin sering untuk mengadakan acara keagamaan seperti Sholawat bersama Habib Syekh dan Maiyah bersama Cak Nun yang pernah diselenggarakan dalam serangkaian acara Dies Natalis. Itu merupakan salah satu cara untuk menyatukan rasa warga UNAIR yang mayoritas beragama Islam.

Untuk menyatukan seluruh warga di UNAIR maka tidak cukup dengan acara keagamaan saja. Karena warga UNAIR berasal dari agama, kebudayaan, dan bahasa yang berbeda, maka harus ada satu hal yang sama, yaitu Indonesia. Seperti halnya peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia, UNAIR mengadakan upacara untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air dan spirit pancasila kepada civitas akademika, dosen, dan mahasiswa.

Selain peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia, ada banyak hari penting yang diperingati oleh UNAIR sebagai cara untuk menumbuhkan persatuan dan kebersamaan di lingkup Universitas. Menurut Sekretariat Kabinet Republik Indonesia yang tercantum dalam setkab.go.id, terhitung ada sebanyak 42 hari-hari besar yang nasional yang ditetapkan oleh Presiden. Di antara hari-hari besar tersebut adalah hari pahlawan, hari kesaktian pancasila, dan hari batik nasional. Lalu apa kaitannya adanya penetapan hari-hari besar itu dalam rangka memupuk rasa persatuan dan kesatuan bangsa?

Ketiga hari yang disebut di atas merupakan beberapa hari yang tepat untuk dijadikan momen kebersamaan warga UNAIR. Momen kebersamaan bisa dirasakan dengan merayakan hari tersebut dengan bukan hanya seremoni.

Ada yang berbeda saat upacara peringatan hari pahlawan 10 November yang lalu di Lapangan Rektorat Universitas Airlangga. Beberapa peserta upacara menampilkan dan memperagakan gaya pidato Bung Tomo yang membakar semangat arek-arek Suroboyo saat perang 10 November 1945 di Surabaya. Nuansa perjuangan arek-arek Suroboyopun seakan hidup kembali di tengah kesakralan upacara. Tak berhenti di situ, penampilan terbaik kemudian diberi amanah untuk membacakan dan menirukan gaya pidato Bung Tomo pada sidang Dies Natalis waktu itu.

Inisiatif yang dilakukan oleh Bapak Nasih tersebut bisa diartikan sebagai cara yang berbeda untuk melihat potensi dari para mahasiswanya. Ini bisa dijadikan sebagai tolak ukur kualitas pengajaran yang dilakukan oleh para dosen sehingga bisa menginspirasi para mahasiswa untuk berani tampil di depan. Sehingga peningkatan mahasiswa tersebut bisa digunakan sebagai modal dalam rangka menuju World Class University.

Hal menarik lain yang bisa dilakukan sebagai momen kebersamaan untuk merawat kebhinekaan adalah peringatan hari batik. Seperti yang kita ketahui, setiap daerah di Indonesia mempunyai ciri khas motif batik yang bervariasi. Keberagamaan itu merupakan suatu kekayaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Maka sudah sepatutnya pada 2 Oktober 2009 batik ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) oleh UNESCO.

Keberagaman batik tersebut bila disatukan dalam sebuah peringatan hari batik nasional di Univesitas Airlangga, akan menciptakan suatu rasa kecintaan warga UNAIR terhadap Indonesia. Maka sudah seharusnya UNAIR mengadakan suatu agenda yang mampu menimbulkan kecintaan civitas akademika, mahasiswa, dosen, karyawan, dan warga UNAIR terhadap batik. Agenda tersebut diharapkan lebih dari sekedar pemakaian batik secara serentak setiap tanggal 2 Oktober tiap tahunnya. Bisa dilakukan dengan kontes batik, pameran batik, bazar batik, dan acara bertemakan batik yang lainnya.

Sebagai suatu pandangan bahwa salah satu sila dalam Pancasila adalah persatuan Indonesia. Persatuan tersebut bisa diterapkan di dalam lingkungan kampus UNAIR sebagai miniatur Indonesia dengan bersama-sama melestarikan budaya Indonesia. Baru-baru ini, Dies Natalis juga selalu mengusung tema tentang Pancasila, seperti halnya Dies Natalis UNAIR ke-63 Untuk Indoenesia Adil dan Beradab. Mungkin itu bisa dijadikan suatu pengingat pentingnya penerapan nilai Pancasila di tengah krisis moral yang semakin meningkat mengikuti perkembangan zaman.

Momen kebersamaan sangat penting untuk diadakan di Universitas Airlangga, mengingat keadaan kampus sendiri sudah terbagi menjadi 3 kampus, kampus A, B, dan C. Seiring dengan berkembangnya pengajaran kuliah masing-masing fakultas, masing-masing kampus pastinya memiliki budaya tersendirinya. Seperti halnya di kampus B yang masih sering ditemukan forum-forum diskusi di gazebo fakultas. Berbeda halnya dengan kampus C yang sudah sepi saat jam menunjukkan pukul 9 malam. Memang semua itu diterapkan berdasarkan keputusan yang ada.


Maka dari itu perlu adanya suatu agenda besar yang di situ melibatkan seluruh warga UNAIR, baik kampus A, B, dan C. Upacara hari besar sudah sepatutnya diikuti oleh bukan hanya perwakilan mahasiswa, tapi lebih banyak lagi. Agar kecintaan terhadap tanah air dengan sering menyanyikan lagu Indonesia Raya tidak hanya diajarkan pada saat orientasi mahasiswa atau hanya saat upacara hari Senin di sekolah dasar. Agenda tersebut tidak hanya bertujuan untuk mewujudkan kebersamaan warga UNAIR antar kampus di Surabaya. Tetapi mempunya nilai lebih dalam rangka meningkatkan kuliatas mahasiswa untuk menyongsong World Class University. Serta mampu merawat keberagaman, menimbulkan rasa persatuan dan kesatuan terhadap Indonesia. 


Comments

Post a Comment

Popular Posts