Bertemu Akhi wa Ukhti dari FMIPA seluruh Indonesia
Sebelumnya perkenalkan
dulu dengan salah satu BSO yang ada di FST Universitas Airlangga, JIMM (Jamaah
Intelektual Mahasiswa Muslim). Nah, JIMM ini juga tergabung dengan JRMN
(Jaringan Rohis MIPA Nasional), yang merupakan forum silaturahmi SKI FMIPA di
seluruh Universitas yang ada di Indonesia. JIMM mengirimkan 6 delegasi untuk mengikuti muktamar ini.
Ini merupakan kali
kedua aku mengikuti sebuah rangkaian acara musyawarah nasional bersama akhi
ukhti SKI dari berbagai universitas, kalau ini namanya Muktamar Nasional JRMN
VII 2017. Acara yang dijadwal 2 tahun sekali ini, tahun ini dilaksanakan pada
tanggal 30 November – 3 Desember 2017 di Malang. Atas kolaborasi apik antara
Universitas Negeri Malang dan Universitas Brawijaya, acara mampu mendatangkan
perwakilan mulai UNRI, UI, ITB, UDAYANA, UNMUL, sampai UNRAM.
Sidang yang Membosankan
Agenda yang utama dari
Muktamar kali ini adalah pemilihan puskomnas (Pusat Komunikasi Nasional) JRMN.
Ini merupakan sebuah pengalaman pertama bagiku merasakan sidang yang begitu
rumit. Dalam tata tertib sidang aja dalam menyatakan interupsi udah banyak
istilah yang baru kuketahui perbedaan penggunaannya. Mulai dari order (meminta
kesempatan berbicara), information (memberikan penjelasan), clarification
(meminta diperjelas), dll. Bahkan mungkin untuk pergi ke toilet itu harus
berpikir mencari waktu yang tepat agar tidak mengganggu jalannya persidangan.
Sidang bertempat di
Pudiklat Hidayatullah Batu, di sini suasananya sangat asri, dengin, plus
pemandangan yang indah. Akhirnya setelah 2
hari musyawarah dengan agenda pembahasan tata tertib sidang, AD-ART JRMN, dan
tata gerak, mulai dari Jumat pagi sampai Sabtu siang, barakallah terpilih Universitas
Negeri Sebelas Maret sebagai puskomnas JRMN periode 2017-2019.
UNS jadi Puskomnas |
Hal yang paling
menonjol yang kuamati dari persidangan ini bagaimana seseorang yang sudah
mempunyai pemikiran harus berani melantangkan itu. Tak sedikit perkataan dari
temen-temen yang mampu membuka pikiran, sebagai tamparan, motivasi, bahkan
egoisme. Satu hal lagi, ternyata sidang beneran itu ribet, tak mudah untuk
mengubah pasal-pasal sesuai keinginan, harus memalui pencabutan konsideran dan
persetujuan forum. Maka tak heran bila banyak anggota DPR yang tidur saat
sidang, karena memang benar sidang itu membosankan. Hehe
Bertemu akhi wa ukhti
Memang sudah menjadi
hal yang biasa memanggil dengan akhi dan ukhti untuk SKI, tapi tidak untuk
JIMM, apalagi aku. Hehe. Alhasil aku ya kurang bisa mengimplementasikan itu,
walaupun keadaan sekitar sudah mendukung itu. Dan aku tetep menggunakan mas dan
mbak untuk memanggil temen-temen SKI dari seluruh Indonesia kala itu.
Sebenarnya tidak ada masalah tentang apa sebutan yang kau gunakan, tinggal
bagaimana itu bisa membuatmu nyaman dan akrab akan lebih baik jika tidak
memaksakan.
Gala Dinner |
Outbound |
Perjuangan berdakwah
UNAIR termasuk
lingkungan yang mudah dalam melakukan syiar Islam, banyak majelis ilmu yang
rutin, tabligh akbar, dan syiar lainnya. Berbeda dengan cerita salah SKI dari
Udayana yang juga hadir saat gala dinner waktu itu. Bagaimana perjuangan mereka
untuk tetap melaksanakan sholat di tengah pelaksanaan ujian yang membatasi
waktu sholat mereka. Gimana gak bingung, saat ujian/kuliah kalian dimulai pukul
12 siang dan berakhir hampir mendekati waktu ashar. Mereka harus berjuang untuk
menyelesaikan ujian agar bisa keluar terlebih dahulu atau meminta izin kepada
dosen. Berbeda dengan UNAIR yang sudah diberi waktu istirahat untuk sholat dan makan,
tapi masih ada saja yang berani untuk meninggalkan sholat dhuhur.
Ada lagi perjuangan
temen-temen dari Universitas Mataram yang harus rela untuk naik truk ekspedisi
demi bisa ikut muktamar dikarenakan penerbangan pesawat delay akibat erupsi
Gunung Agung di Bali. Mereka tak berpikir panjang ketika menemukan sebuah truk
kebetulan juga akan ke Surabaya untuk mengambil barang. Mereka terdiri dari 2
laki-laki dan 3 perempuan duduk di bagian depan menemani perjalanan sopir. Dari
cerita, 2 laki—laki ini rela menemani ngobrol pak sopir walaupun terkadang
nggak jelas, agar sopir gak ngantuk. Perjalanan berjam-jam dari Lombok menuju
pasuruan dengan truk ekspedisi.
Oke itu sedikit
ceritaku mengikut Muktamar Nasional Jaringan Rohis MIPA Nasional VII 2017 di
Malang. Dengan bertemu dengan orang luar yang lebih sulit keadaannya maka
seharusnya kita mampu bersyukur dengan kemudahan kita. Dengan kesuksesan yang
mereka miliki semestinya kita juga harus mampu mencapainya.
Delegasi JIMM UNAIR di Alun-alun Malang |
Backpacker di Balaikota kota Batu |
Belajarlah bersyukur
dari orang-orang yang keadaannya di bawahmu karena mereka berusaha mencari
"satu" alasan untuk memilih bersyukur di saat "berlimpah"
alasan bagi mereka untuk memilih mengeluh.
Adapun orang-orang
yang berada di atasmu, mereka berlimpah alasan untuk bersyukur, maka teramat
tak pantas jika mereka masih memilih "satu" alasan untuk mengeluh.
"... Dan sedikit
sekali dari hamba-hamba-Ku yang bersyukur." (QS. Saba:13)
Langkah kaki ini awalnya tak berarah
Hanya niat yang menggugah
Hingga hati teringat akan sebuah amanah
Ku akui
Memang awalnya hati ini tak bergairah
Karena lama hati i menunggu go car tercinta
Hingga menunggu bis yang tak kunjung tiba
Dan dompet hp hilanglah sudah
Tapi bukan mahasiswa namanya
Jika menunggu menjadi hal yang tabu
Bukankah lembaran laporan sudh terbiasa tertunda lalu memaksa kaki kaku menunggu sang pemilik ilmu
Bukan mahasiswa namanya
Bila kehilangan barang dunia saja air mata tercucur tak habis habis sudah
Apalagi hilang kali ini bukan untuk hal yang sia sia
Tapi untuk suatu jalan dakwah
Untukmu JRMN
kami jauh - jauh dari surabaya
Membawa harap akan sebuah perubahan yang nyarata
Perubahan yang dapat menolong jalan dakwah kami
Menjadi pelopor dakwah ideal negeri ini
Untuk mu JRMN
terimakasih telah mengajari kami
Bahwa amanah ini akan sirna tanpa sebuah relasi
Bahwa amanah ini tak ada gunanya
Bila terlaksana dengan berat hati
Untukmu JRMN
(delvi)
Langkah kaki ini awalnya tak berarah
Hanya niat yang menggugah
Hingga hati teringat akan sebuah amanah
Ku akui
Memang awalnya hati ini tak bergairah
Karena lama hati i menunggu go car tercinta
Hingga menunggu bis yang tak kunjung tiba
Dan dompet hp hilanglah sudah
Tapi bukan mahasiswa namanya
Jika menunggu menjadi hal yang tabu
Bukankah lembaran laporan sudh terbiasa tertunda lalu memaksa kaki kaku menunggu sang pemilik ilmu
Bukan mahasiswa namanya
Bila kehilangan barang dunia saja air mata tercucur tak habis habis sudah
Apalagi hilang kali ini bukan untuk hal yang sia sia
Tapi untuk suatu jalan dakwah
Untukmu JRMN
kami jauh - jauh dari surabaya
Membawa harap akan sebuah perubahan yang nyarata
Perubahan yang dapat menolong jalan dakwah kami
Menjadi pelopor dakwah ideal negeri ini
Untuk mu JRMN
terimakasih telah mengajari kami
Bahwa amanah ini akan sirna tanpa sebuah relasi
Bahwa amanah ini tak ada gunanya
Bila terlaksana dengan berat hati
Untukmu JRMN
(delvi)
Comments
Post a Comment