Upload Foto di Medsos, Berbagi atau Pamer?
Sesaat setelah liburan, foto di galeri
meningkat jumlahnya, pasti ada kepikiran untuk mengupload foto tersebut di medsos
untuk berbagi kebahagiaan, menyatakan keadaan, atau bahkan pamer. Maksud tersebut
bisa dinilai lain oleh teman kita tergantung bagaimana mereka give and take
dari sudut pandang mana.
Kemarin aku mencoba fitur polling yang ada
di instagram untuk menanyakan apa sih tujuan upload foto di medsos? Dari viewer
story yang melakukan polling hasilnya 32% menjawab pamer dan 68% menjawab
sharing. Dari 238 viewers hanya 41 yang polling, artinya hasil tersebut belum bisa
dijadikan acuan yang akurat.
Oke aku berada di pilihan setuju untuk
sharing, menurutku ada beberapa manfaat saat kita berbagi di media sosial. Ini bukan
hanya foto, tapi lebih luas lagi, mulai dari foto, video, dan artikel. Bisa dianggap
upload sesuatu di medsos.
Share the Happiness
Di Al-Qur’an telah disampaikan bahwa jika
kamu mendapatkan kebahagiaan maka siarkanlah, وَأَمَّا
بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ, “Dan terhadap nikmat
Tuhanmu, maka hendaklah kamu siarkan”. Terlepas dari pamer kebahagiaan, kan
lebih baik daripada kita posting tentang kesedihan, galau, atau mengeluh atas
apa yang kita dapat, hanya Allah tempat yang tepat untuk kita mengeluh, bukan
medsos. Allah memerintahkan kita untuk selalu bersyukur. Tetapi semua itu tetap
ada batasnya, jangan terlalu berbagi kebahagiaan yang sifatnya privasi. Kebahagiaan
bisa menimbulkan iri yang ujungnya bisa membuat teman kita sakit hati.
From impress to impact
Media sosial bisa digunakan impressing or
impacting people, salah satu quote dari Hitam Putih yang mengundang para
selebgram. Menurutku ini sebuah tahapan dalam kita bermedsos, dari membuat
orang terkesan sampai membuat orang terpengaruh bahkan berubah.
Ada salah satu program dari Youtube
bertajub #YoutubeCreatorsForChange, silahkan cari
videonya di Youtube. Di dalam program tersebut, Youtube menyeleksi beberapa
Youtuber dari seluruh dunia untuk membuat konten yang bertujuan untuk
memberikan pengaruh kepada netijen akan masalah sosial sekarang.
Dari Indonesia, Youtuber yang terpilih
adalah Gita Savitri Devi dan Film Maker Muslim. Kak Gita membuat video tentang
minoritas Muslim di Jerman dan Hate Speech, sementar FMM membuat video tentang
keberagaman agama di Indonesia. Sekali lagi untuk penasaran terhadap videonya silahkan
cek di Youtube.
Dari video tersebut, jujur aku menjadi
berpikir terhadap apa yang kuhadirkan di media sosial selama ini. Maka dari itu
medsos sedikit kumanfaatkan untuk memberikan sesuatu yang bermanfaat kepada
orang lain. Entah itu tips atau sekedar berbagi konten yang bermanfaat. Makanya
sekarang dalam upload foto di Instagram nggak hanya no caption, tapi sedikit
menceritakan apa maksud tersebut. Karena penangkapan netijen pasti beda-beda.
Keep Inspiring Around
Percayalah, kehidupan kita adalah inspirasi
untuk orang lain, tergantung bagaimana cara kita menilainya. Ini merupakan
impian terbesarku bisa memberi kemanfaatan dengan menginspirasi orang. Karena diri
ini belum mampu memberikan harta, maka skill yang pas-pasan semoga mampu untuk
memberikan inspirasi kepada sekitar.
Ada beberapa akun di Instagram yang bisa
membuatku terinspirasi untuk melakukan itu. Pertama @30haribercerita, di sini
para followersnya dituntut untuk memberikan feed instagram dengan ngeblog,
harapannya dari cerita tersebut dapat menginspirasi pengguna instagram lainnya.
Kedua ada @ayomenuliskebaikan, sebuah akun yang mengajak untuk menulis
caption-caption yang baik di story instgram, ini masih terhitung baru. Dan terakhir
ada @thelightofdhuha yang kukagumi karena kontribusinya dalam membuat muslim
planner yang telah tersebar di grup-grup islami atau SKI. Dan hebatnya itu bisa
didapatkan secara gratis. Pikiranku, buat apa coba desain buku setabal itu,
meluangkan waktunya untuk orang lain, jawabannya ya memberi kemanfaatan.
Ada salah satu komentar dari temenku,
@khotibulmhmd, yang sangat menarik.
Ada saat di mana sesorang yg upload foto
tsb dianggap pamer, yaa mungkin segala sesuatu yang diposting berlebihan atau
too much, tp ada kalanya ketika feed tsb bnr2 inspiring dan kita sbg viewer
merasa terinspirasi.
Sering juga tertukar, antara tujuan si pengupload dan bgaimana penerimaan si netijen. Yaa karena ini istilahnya sbg give and take, mungkin kalau dilihatnya dari sisi viewer, maka harus bijak. Ambil aja upload an tsb sebagai sharing dan bahan motivasi kita, terlepas dari niat si pengupload tsb adalah utk pamer atau sekedar berbagi aja
Tapi ya sbg pengupload pasti punya parameter standar lah, istilahnya "gimana nih upload sesuatu biar ga terkesan too much atau pamer" pokok sgl sesuatunya dalam porsi pas aja dah, kalau udah gitu insyaallah pertanyaan mu tadi, yang "upload untuk pamer atau sharing" mungkin ga bakal sering ditanyain. Kecuali kalo emang tujuannya buat memviralkan sesuatu atau promote something lah, kaya budaya, wisata dll itu mah fine.
Sering juga tertukar, antara tujuan si pengupload dan bgaimana penerimaan si netijen. Yaa karena ini istilahnya sbg give and take, mungkin kalau dilihatnya dari sisi viewer, maka harus bijak. Ambil aja upload an tsb sebagai sharing dan bahan motivasi kita, terlepas dari niat si pengupload tsb adalah utk pamer atau sekedar berbagi aja
Tapi ya sbg pengupload pasti punya parameter standar lah, istilahnya "gimana nih upload sesuatu biar ga terkesan too much atau pamer" pokok sgl sesuatunya dalam porsi pas aja dah, kalau udah gitu insyaallah pertanyaan mu tadi, yang "upload untuk pamer atau sharing" mungkin ga bakal sering ditanyain. Kecuali kalo emang tujuannya buat memviralkan sesuatu atau promote something lah, kaya budaya, wisata dll itu mah fine.
Terlepas dari itu pamer atau nggak, selama
itu yang kita share adalah baik kenapa tidak. Toh saat kita search di Instagram
masih banyak bertebaran postingan guyonan gak jelas bahkan jorok, ujaran
kebencian, dan konten negative lainnya. Maka dari itu, mari kita perangi konten
negative dengan konten positif yang kita punya.
Artikel ini berdasarkan terhadap
pengalaman, bacaan, dan tontonanku di media sosial selama ini. Bukan untuk panjat
sosial atau pamer, tetapi berusaha untuk memberi kebermanfaatan untuk sekitar.
Comments
Post a Comment