Tersihir Pesona Mahabarata


Sukses Mahabharata, itu ternyata tak disia-siakan ANTV. Stasiun televisi milik keluarga Aburizal Bakrie itu kemudian melengkapinya dengan serial legenda lainnya, seperti Mahadewa, Adventures of Hatim, Jodha Akbar, Arjuna, dan Ramayana. Juga menayangkan legenda India untuk konsumsi anak-anak, seperti Little Krishna dan Bima Sakti. 

Mengandung Nilai Budaya
Di tengah gempuran aneka reality show dan sinetron remaja di layar-layar kaca, ANTV sukses dengan serial legenda India, Mahabharata. Selain kegantengan para aktornya, pesan-pesan sarat makna menjadi pemikatnya. Pada awal 1990-an, film-film India juga booming di beberapa televisi kita. Tak aneh karena India dan Indonesia punya banyak kemiripan budaya.
Secara budaya kisah tersebut cukup dekat dengan masyarakat Indonesia. Masyarakat kita sejak kecil sudah diperkenalkan dengan cerita Mahabharata lewat pewayangan. Selain itu, serial legenda ini tentu saja tak mengumbar tangis layaknya drama India pada umumnya. Tapi memberikan inspirasi untuk kehidupan masyarakat. Sebuah epos yang memiliki message yang sangat kuat, kisah Mahabharata bukan hanya milik India, tapi juga milik orang Indonesia. Sebab, sejak beratus tahun lalu, orang Jawa sudah akrab dan mungkin sedikit memodifikasinya.
Beberapa tahun yang lalu di stasiun televisi lokal menanyangkan serial kolosal Mahabarata. Cerita mengenai asal-usul penyebab peperangan antara Pandawa dengan Kurawa, perebutan kekuasan kerajaan Hastina Pura, Janji Bhisma untuk memebela kerajaan Hastina dari siapapun, kisah Dewi Drupadi yang ingin ditelanjangi oleh Duryodana tapi pada akhirnya dengan kesaktian Sri Krisna baju yang dikenakan Drupadi tidak pernah habis dibuka, sampai kebijaksaan Sri Krisna memberikan nasehat kepada para Pandawa saat peperangan melawan Kurawa. Tayangan yang dahulu disiarkan  di stasiun televisi lokal ini kualitas gambarnya kurang begitu baik, efek visual adu kekuatan antara Pandawa (Yudistira, Bima, Arjuna, Nakula, dan Sadewa) dan Kurawa kurang begitu menarik, dan tampaknya pembuatan tayangan Mahabarata itu diera 1990an.
Layaknya TV India
Setelah beberapa lama, ternyata ANTV tampak makin terlena sehingga memperbanyak tayangan serial bollywood. Kini, berbagai program andalan televisi yang mengaku tv nasional ini tak lebih dari sekedar tayangan ulang atau perpanjangan tangan acara tv luar. Singkatnya, ANTV menjadi semacam stasiun relay dari televisi India yang menjual acaranya di Indonesia. Masih layak disebut nasional dan Independen? Layak saja, stasiun televisi nasional negeri Sharukh Khan!
Stasiun televisi yang meminjam frekuensi Publik untuk menayangkan setiap program acaranya seharusnya sadar diri akan identitasnya sebagai ‘peminjam’ bukan pemilik. Artinya tidak boleh semena-mena dalam memproduksi suatu tayangan. Televisi nasional seharusnya memiliki durasi tayang tersendiri untuk acara lokal atau asing dan cakupan nasional yang harus menjadi prioritas dan dominan.

Atas alasan memuaskan keinginan Pemirsa televisi, ANTV tidak salah menayangkan serial-serial Bollywood tersebut. Tetapi seharusnya Antv jangan terlalu tamak sehingga kecanduan menayangkannya dengan durasi yang sangat panjang. Namun demikian sensor yang sebenarnya ada pada penonton. Untuk itu, marilah tetap menjadi penonton cerdas yang kritis dalam memilih dan memilah acara yang layak ditonton. Jangan lupa, tetap kawal anak anda saat menonton acara televisi!

Comments

Popular Posts