Dibalik Panggung Pagelaran Seni 3-14
Berawal
dari Tebuireng untuk Indonesia
Merupakan
sebuah perjalanan panjang untuk bisa merumuskan dan menentukan tema itu. Butuh
waktu tidak kurang dari 1 bulan. Merelakan segala waktu, tenaga, dan pikiran.
Kali ini aku ditugasi untuk mendesain sebuah background panggung yang memiliki
gaya modern/nasionalis Indonesia tapi masih berjiwa religius ala pesantren.
Awalnya aku memikirkan untuk bisa menggabungkan bangunan Monumen Nasional
dengan kubah khas masjid Nusantara. Ternyata untuk bisa mewujudkan itu tidaklah
mudah, dan akhirnya aku tidak menggunakan konsep tersebut karena terlalu rumit.
Merupakan
sebuah kebanggaan bisa mempersembahkan desainku untuk Pondok Tebuireng. Setelah
memakan waktu berminggu-minggu akhirnya aku sedikit demi sedikit bisa
menggambarkan sebuah background panggung. Dalam mendesain aku mendapat banyak
kritikan maupun saran yang dapat membantu penyelesaian gambaranku.
Pada desain ini aku masih memakai konsep kubah yang melambangkan masjid. Background masih terdiri dari 2 lantai |
Hampir sama dengan sebelumnya, tapi pada desain ini aku menambah tembok di atas lantai yang berwarna coklat. |
Disini aku menambah tulisan-tulisan arab dan PS. |
Gambaranku
mempunyai banyak perubahan, kira-kira sampai 6 perubahan, itu adalah sedikit
untuk karya sebesar Pagelaran Seni. Perubahan mempertimbangkan antara desain
dengan perwujudan asli desain tersebut. Dari awal memang sudah dirumuskan untuk
bisa membuat background panggung yang megah dan mewah. Tapi semua itu harus
dipertimbangkan antara kesediaan dana dan tenaga yang ada. Tenaga merupakan
unsur yang penting dalam pembuatan background yang berukuran 16x7 meter
tersebut.
Selain
faktor tenaga yang ada, pembuatan juga didasarkan pada faktor cuaca. Pagelaran
Seni 3-14 diadakan pada Selasa, 3 Juni 2014, pada bulan tersebut memang bukan
musim penghujan, tapi pada bulan itu anginnya lumayan dan perlu diwaspadai. Dan
Pagelaran Seni kali ini juga diadakan di lapangan terbuka, tidak seperti
Pagelaran Seni 2-13 yang diadakan di dalam lingkungan pondok. Maka dari itu
dalam pembuatan background tidak bisa setinggi yang diharapkan, dan akhirnya
background diputuskan mempunyai tinggi maksimal 7 meter. Selain itu, bahan juga
sangat berpengaruh. Tiang pancang tempat menempelkan background panggung
terbuat dari susunan bambu, dan bambu tersebut tidak bisa lebih dari 7 meter
panjangnnya.
Proses pengecatan di triplek. |
Di dalam
menggambar pada triplek sebagai media gambar, tidak semudah seperti menggambar
dengan menggunakan Corel Draw. Selain kesulitan menentukan campuran warna yang
bermacam-macam, dalam proses penggambaran juga menemukan kesulitan berupa
penentuan skala dari gambar ke bentuk asli. Karena dalam proses desain dan
menggambar di triplek dilakukan oleh 2 orang yang berbeda, jadi sempat menemu
kesulitan untuk menjelaskan bagian-bagian gambar. Tapi dengan kerjasama dan
kerja keras kita, akhirnya rintangan itu bisa kami taklukkan. Proses menggambar
di triplek tidak selama seperti proses mendesain dengan Corel Draw. Proses
menggambar kira-kira hanya membutuhkan waktu 2 minggu.
Kerangka tempat pemasangan background panggung. |
Setelah selesai mengecat, background pun di pasang di kerangka. Kerangka sendiri terbuat dari susunan bambau seperti gambar di atas. Kesulitan dari proses pemasangan bambu tersebut ialah kerasnya tanah tempat pemasangan. Pemasangan tersebut kira-kira 1 minggu sebelum hari H.
Proses pemasangan background. |
Dan
inilah hasil kerja keras panitia Pagelaran Seni 3-14 Pondok Pesantren Tebuireng
selama berbulan-bulan. Merupakan sebuah karya besar walaupun tidak semegah dan sebesar karya Pondok Modern Darussalam Gontor.
Malam Pagelaran Seni 3-14 Pondok Pesantren Tebuireng. |
Comments
Post a Comment