KH. Musta'in Syafi'i : Meneladani Sifat Rasulullah SAW

Nabi Muhammad merupakan manusia yang paling sempurna yang pernah diciptakan Allah SWT di dunia ini. Beliau adalah manusia yang bisa merubah manusia pada jaman jaihliyah yang tak bermoral menjadi menjadi manusia yang taat kepada Allah SWT seperti umat islam pada saat ini.
Artikel ini saya tulis berdasarkan ceramah yang disampaikan oleh KH. Musta’in Syafi’i pada peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di SMA A. Wahid Hasyim pada hari Rabu, 21 Januari 2015. Ceramah tidak berlangsung lama, tapi dari pesan-pesan tersebut saya mendapatkan pencerahan yang luar biasa bagusnya.
Nabi Muhammad diciptakan oleh Allah sangatlah sempurna, sebagai contoh Allah menciptakan Muhammad yang memiliki wajah yang tampan. Ketampanan Nabi Muhammad SAW berbeda dengan ketampanan yang dimiliki Nabi Yusus as yang dijuluki sebagai manusia tertampan. Nabi Yusuf as itu memiliki ketampanan yang bersifat romantis. Dalam ceritanya disebutkan, tak ada seorang wanitu pun yang tidak klepek-klepek (jatuh cinta) ketika melihat wajahnya. Bayangkan, wanita-wanita bisa mengiris-iris jarinya tanpa merasakan sakit ketika melihat wajah Nabi Yusuf as, mustahil untuk terjadi di kehidupan sekarang ini.
Tapi untuk Nabi Muhammad SAW sangatlah berbeda, ketampanan beliau lebih mengarah ke ketampanan yang berwibawa. Beliau itu seperti halnya matahari yang menyinari bumi ini. Sinarnya membuat semua orang yang melihat wajahnya tidak mampu sehingga membuat orang yang melihat menunduk. Semua orang sangat menghormati Nabi Muhammad SAW. Jadi kita janganlah bangga dengan ketampanan kita yang hanya untuk menarik hati wanita. Tapi berbanggalah jika ketampanan kita itu akan meninggikan kewibaan kita. Tampan paras akan hanya menimbulkan fitnah, akan menimbulkan banyak dosa jika wanita melihat kita karena nafsu, dan bisa-bisa kita akan disebut sebagai sumber dosa.
Tidak semua sifat Rasulullah dapat kita teladani, karena Allah SWT menciptakan manusia seperti Nabi Muhammad hanya satu, dan tidak akan ada lagi manusia seperti Nabi Muhammad yang menjadi Khotamul anbiya. Sifat dari beliau yang dapat kita teladani hanyalah yang dicontohkan beliau, maka dari itu ada amalan Sunnah. Amalan Sunnah itu merupakan amalan tubuh yang dapat dilakukan oleh manusia seperti sekarang.
Tidak hanya unggul dalam bidang akhlak, Nabi Muhammad juga merupakan seorang yang pintar mengatur strategi sehingga mampu memenangkan peperangan yang beliau pimpin secara langsung. Selain itu beliau juga seorang pedagang yang sukses. Bayangkan dalam umur yang masih muda, 20 tahun, beliau sudah mampu mengadakan Join venture dengan seorang pedang besar, yaitu Siti Khadijah.
Tak selamanya sifat dan kehidupan Nabi Muhammad SAW harus ditiru. Beliau memang tidak pernah bangku pendidikan, dan itu tidak boleh kita tiru. Meskipun tidak mengenyam bangku pendidikan, saat beliau masih berumur 13 tahun sudah mampu menggembala kambing yang mampu menghasilkan uang.
Sebenarnya masih banyak pesan-pesan yang disampaikan oleh KH. Musta’in Syafi’I dalam ceramahnya, tapi cukup sekian dulu saya lanjutkan lain waktu. Terima kasih, semoga bermanfaat.


Comments

Popular Posts